Halaman Karya

Blog ini merupakan wadah atau tempat untuk membagikan semua naskah tulisan jurnalistik yang sudah saya buat. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya!

Jumat, 17 November 2023

Seseorang yang Kau Rindukan

 

Ilustrasi kerinduan (Sumber foto : kejora biru)

Ada  dua ekor merpati hinggap di bubungan, angin pagi suka berputar-putar mengelilingi rumah seperti biasanya mendengarkan kamu dan nenekmu bercengkrama di pagi hari tentang dua musim yang akhir-akhir ini suka berubah-ubah seenaknya. Tetapi hal seperti itu tidak akan terulang lagi.

Kamu dan nenekmu selalu bersama dari kecil hingga kamu beranjak dewasa. Saat kecil nenekmu senang membacakan dirimu dongeng tentang binatang sebelum tidur sampai kamu sudah dapat dipastikan terlelap dalam tidurmu. Kalian sangat mengenal dan memahami satu sama lain karena memang bertemu hampir setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit.

Nenekmu adalah sosok yang ramah kepada siapapun dan selalu berbuat baik. Dalam keadaan apapun selalu berbagi walau rezeki yang dimiliki nenekmu tidak banyak. Tidak pernah sekalipun nenekmu meninggalkan solat. Kamu harus mencontoh apa yang sudah dilakukan dan ditanamkan kepada dirimu dengan baik.

Kasih sayang seorang nenek kepadamu sebagai cucunya akan tercurah layaknya memberikan perhatian kepada darah daging sendiri. Apalagi dalam keluarga, kamu adalah cucu pertama, jelas jika nenekmu memberi perhatian lebih. Nenekmu pasti akan mengorbankan apapun demi melihat hidupmu bahagia dan tidak kesusahan.

Suatu pagi hari terdengar kicauan burung di depan rumah yang sangat berisik. Matahari yang kali ini bersinar  dengan cahaya yang lebih cerah dari biasanya. Nenekmu membangunkanmu dengan penuh kasih sayang, dengan nada lembut yang membuatmu terbangun dari tidurmu. Layaknya sang putri raja, kamu selalu diperlakukan dengan tulus.

Nenekmu selalu menghiburmu jika kamu sedih karena tidak boleh bermain dengan temanmu pada siang hari. Nenekmu juga yang membelamu jika kedua orang tuamu marah ketika kamu terlambat pulang dari sekolah. Di depanmu nenek tidak pernah terlihat sedih sedikitpun, selalu ceria seakan-akan ingin menunjukkan bahwa tidak pernah ada masalah pada hidup nenek.

Namun, siapa sangka dibalik keceriaan itu, nenekmu ternyata menyimpan penyakit yang sangat parah. Penyakit kanker getah bening yang disebabkan karena pola hidup yang kurang sehat. Nenekmu juga memiliki tekanan batin semasa hidup, membuat nenekmu susah untuk makan dengan teratur.

Siapa yang tidak hancur melihat nenek yang sangat disayangi terbujur lemas di atas tempat tidur. Sehari-hari kamu dengan nenek memiliki moment-moment tertentu yang membuatmu selalu gembira. Tetapi kini kamu dan nenekmu sudah tidak bisa lagi melakukan itu setiap hari. Meskipun demikian, nenek selalu berusaha menutupi penyakit itu, karena tidak ingin melihatmu sedih dan membuatmu kefikiran.

Tanpa kamu sadari, nenek sudah berusaha berjuang untuk kuat melawan penyakit kanker yang jarang sekali ada kemungkinan untuk sembuh. Selama sebulan nenekmu harus berulang kali pergi ke rumah sakit untuk melakukan kemoterapi. Rambut nenekmu yang sebelumnya tumbuh dengan bagus, panjang berwarna abu-abu, kini perlahan mulai rontok satu per satu, karena obat-obatan keras yang dapat menyerang sel-sel dan jaringan tubuh yang normal. Sel-sel tersebut menggerogoti rambut nenekmu, hingga pada akhirnya rambut tersebut terlepas dari akarnya.

Hari demi hari, bulan demi bulan telah berlalu, penyakit tersebut masih berada di tubuh nenekmu. Sampai semua keluargamu sudah menyerah dan bimbang mau melakukan apalagi untuk membuat penyakit itu hilang. Segala upaya telah dilakukan, saran-saran dokterpun sudah dituruti dengan baik. Hingga pada akhirnya, saat nenek dirawat di rumah sakit berhari-hari, Tuhan berkehendak lain dengan mengambil nafas dari tubuh nenek. Dokter mengabarkan nenekmu sudah tidak bisa lagi disembuhkan. Ya, nenekmu menyerah dengan penyakit  yang diderita.

Kamu telah kehilangan sosok pahlawan yang sangat amat kamu sayangi dan cintai. Kamu menangis dan menjerit saat kamu mendengar kabar itu, kabar kematian nenekmu. Tidak pernah sekalipun terbayangkan nenekmu akan cepat menyerah dan pergi meninggalmu. Kamu menangis dengan perasaan yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya. Sakit, sangat sakit. Tetapi satu hal yang harus kamu tahu, bahwa nenekmu kini tidak akan merasakan sakit lagi, tidak perlu setiap hari meminum obat-obatan yang sangat banyak itu.

Air matamu menetes dengan cepat membasahi kedua pipimu yang mungil. Saat itu hujan jatuh sangat deras, seakan-akan mengerti keadaanmu. Hujan membuat seluruh tubuhmu menggigil, rasanya seperti kaku. Kamu terus menangis sambil memeluk ibumu. Air matamu menolak untuk berhenti keluar dari matamu yang sudah membengkak dan berwarna merah. Pagi tadi adalah pagi yang terburuk selama kamu hidup di dunia ini.

Di rumah yang sangat sederhana, semua keluargamu datang satu per satu melihat nenek untuk yang terakhir kali. Orang-orang juga ikut berdatangan ingin melayat kematian nenekmu, ternyata banyak sekali yang sayang dengan nenek. Kamu kembali menangis, kali ini sambil menjerit dengan intonasi suara yang sangat keras ketika melihat nenekmu di bungkus kain kafan. Karena untuk terakhir kalinya kamu melihat wajah nenekmu yang sangat cantik nan jelita. Lalu kamu mengikuti proses pemakaman jenazah hingga selesai. Dan pada saat yang bersamaan kamu juga harus belajar bagaimana caranya ikhlas menerima semua ini.

Usai peristiwa itu, kamu masih dalam keadaan terpukul. Peristiwa yang membuatmu susah tidur dan akan selalu membekas dalam hidupmu. Nenek yang sangat kamu cintai pergi untuk selama-lamanya. Hidupmu kini sepi dan hampa. Kamu tidak lagi menjadi ceria seperti dulu. Ketika kamu sendiri, kamu selalu mengingat nenekmu.

Namun pada akhirnya, kamu menyadari bahwa sebenarnya kamu tidak boleh terlalu berlarut dalam kesedihan, hidupmu harus tetap terus berjalan sebagaimana mestinya. Dua ekor merpati yang hinggap di bubungan dan angin pagi yang suka berputar-putar mengelilingi rumah seperti biasanya akan selalu ada, tetapi tidak bisa lagi  mendengarkan kamu dan nenekmu bercengkrama di pagi hari.

 


EmoticonEmoticon